Jenis Puisi & Contohnya
JENIS-JENIS PUISI DAN CONTOHNYA
1. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan tertentu, seperti jumlah baris, rima, dan irama. Puisi jenis ini biasanya berkembang di masyarakat tradisional dan diwariskan secara lisan.
Ciri-ciri Puisi Lama:
- Terikat oleh rima (persajakan) dan irama
- Bersifat anonim (pengarang tidak diketahui)
- Disampaikan secara turun-temurun
- Mengandung nilai moral, adat, dan nasihat
Jenis-jenis Puisi Lama dan Contohnya:
- Pantun
- Terdiri dari 4 baris, 2 baris pertama sampiran dan 2 baris terakhir isi
- Skema rima: a-b-a-b
Contoh:
Pulau Pandan jauh di tengah,
Gunung Daik bercabang tiga.
Hancur badan dikandung tanah,
Budi yang baik dikenang juga.
Makna: Budi baik seseorang akan selalu diingat walaupun ia telah tiada.
- Syair
- Tiap bait 4 baris, semua baris isi
- Rima a-a-a-a
Contoh:
Hidup dunia tiada kekal,
Sekadar tempat mencari bekal,
Bekal akhirat yang kekal,
Supaya selamat daripada sesal.
Makna: Mengingatkan manusia agar berbuat baik di dunia sebagai bekal akhirat.
- Gurindam
- Terdiri dari 2 baris tiap bait
- Baris pertama berisi sebab, baris kedua akibat
Contoh (Raja Ali Haji – Gurindam Dua Belas):
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Makna: Mengetahui hakikat diri, Tuhan, dunia, dan akhirat adalah tanda kebijaksanaan.
- Mantra
- Ucapan yang dianggap memiliki kekuatan magis, biasanya digunakan dalam upacara adat.
Contoh:
Bismillah tabir badan,
Tabir tujuh lapis bumi,
Pelindung dari segala mara bahaya.
Makna: Doa untuk perlindungan dari bahaya.
2. PUISI BARU
Puisi baru merupakan bentuk pembaruan dari puisi lama. Aturannya lebih bebas dan bersifat modern.
Ciri-ciri Puisi Baru:
- Tidak terikat rima dan jumlah baris
- Bahasa lebih bebas dan individual
- Tema lebih luas, meliputi cinta, perjuangan, kemanusiaan, dll.
Jenis-jenis Puisi Baru dan Contohnya:
- Balada
- Puisi yang bercerita tentang kisah atau peristiwa tertentu.
Contoh: “Balada Orang-Orang Tercinta” – W.S. Rendra
Ia yang duduk di kursi panjang itu
menatap hujan yang belum reda,
di matanya, lampu kota berpendar sayu.
- Ode
- Puisi pujian yang berisi sanjungan terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap mulia.
Contoh: “Ode untuk Ibu Pertiwi”
Wahai Ibu Pertiwi,
kau dekap kami dalam pelukan kasih,
dalam tiap debu dan hembus angin,
ada doa dan restumu yang abadi.
- Elegi
- Puisi yang berisi ratapan atau kesedihan, biasanya tentang kematian.
Contoh: “Elegi Jakarta” – Taufiq Ismail
Di jalan-jalan kau kehilangan wajah-wajah yang kau kenal,
di antara gedung-gedung yang diam seperti batu nisan.
- Himne
- Puisi pujian kepada Tuhan, tokoh suci, atau nilai luhur.
Contoh: “Himne Guru”
Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru,
namamu akan selalu hidup dalam sanubariku.
- Epigram
- Puisi yang berisi nasihat hidup atau pedoman moral.
Contoh:
Hidup bagai pelayaran di laut luas,
Jangan lupa arah dan kompas.
- Romansa
- Puisi yang menggambarkan perasaan cinta dan kasih sayang.
Contoh:
Bila senyummu menyapa pagi,
matahari pun malu menepi.
3. PUISI MODERN
Puisi modern lebih menonjolkan kebebasan ekspresi dan bentuk, serta tidak terikat aturan sama sekali.
Ciri-ciri Puisi Modern:
- Bentuk bebas, tanpa batas jumlah baris atau bait
- Gaya bahasa simbolik dan metaforis
- Tema bersifat reflektif, sosial, dan filosofis
Contoh Puisi Modern:
“Aku” – Chairil Anwar
Aku ingin hidup seribu tahun lagi.
Makna: Ekspresi semangat hidup yang luar biasa dan perlawanan terhadap kematian.
“Aku Ingin” – Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api.
Makna: Cinta yang tulus tanpa pamrih.
4. PUISI KONTEMPORER
Puisi kontemporer muncul sejak tahun 1980-an dan menampilkan bentuk serta gaya yang sangat bebas, bahkan sering dipadukan dengan unsur seni lain seperti musik, teater, atau visual.
Ciri-ciri:
- Bahasa sehari-hari, kadang prosaik
- Bentuk tidak teratur
- Tema sosial, politik, urban, dan eksistensial
Contoh Puisi Kontemporer:
“Sajak Sepatu Tua” – Joko Pinurbo
Sepasang sepatu tua di pojok kamar,
seperti dua orang tua menunggu anak-anaknya pulang.
Makna: Simbol kesetiaan dan perjalanan hidup manusia.
KESIMPULAN
Puisi di Indonesia memiliki beragam jenis dan bentuk sesuai perkembangan zaman. Dari puisi lama yang sarat nilai tradisi hingga puisi kontemporer yang bebas dan reflektif, semuanya menjadi cerminan ekspresi jiwa manusia dan dinamika kehidupan masyarakat.